Catatan :

Kisah 5 Warga Palestina Mimpi Al Aqsa Dibebaskan Indonesia

Pejuang Palestina - ilustrasi © wan-ifra.org
Ramadhan 1435 hijriyah ini kembali menjadi duka bagi warga Palestina. Pesawat-pesawat temput Zionis Israel meraung-raung di angkasa Gaza sejak Senin dini hari dan kemudian menjatuhkan bom-bom yang berdentum keras, meluluh lantakkan bangunan dan menumbangkan ratusan korban; 40 lebih gugur, 300 lebih luka-luka.

Di tengah perjuangan keras warga dan anak-anak Gaza untuk mempertahankan hidupnya, mimpi aneh lima orang warga Palestina menjadi perbincangan banyak pengguna media sosial. Al kisah, di awal tahun ini, lima warga Palestina yang tinggal di sekitar Al Quds bermimpi. Yang aneh, mimpi mereka mirip, bahkan sama. Bahwa masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan masjid suci ketiga, akan dibebaskan orang-orang yang sebelumnya tidak mereka kenal.

Wajah-wajah mujahidin itu agak asing bagi mereka. Sebab wajah-wajah itu bukanlah wajah-wajah orang Palestina, bukan pula wajah orang-orang timur tengah. Tetapi ada kesamaan; ada aura wudhu yang menandakan bahwa mereka adalah umat Islam, orang-orang yang beriman. Dari mimpi itu mereka kemudian menjadi tahu bahwa para mujahid itu berasal dari Indonesia, sebuah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Salah seorang diantara mereka merasa heran, sebab ia belum pernah mendengar nama Indonesia dalam kehidupan nyata. Padahal Indonesia adalah negeri muslim terbesar dan dalam mimpi itu merekalah yang membebaskan Masjid Al Aqsa. Dalam mimpi itu, tampak muslim Indonesia sangat banyak. Mereka tiba di Palestina dan bertempur melawan Israel. Peperangan demi peperangan dimenangkan oleh muslim Indonesia itu. Mereka tidak dapat dilawan. Hingga akhirnya, Israel pun takluk di tangan wajah-wajah asing itu.

“Mereka (orang-orang Indonesia) itu datang bagai air bah, mereka memenangkan peperangan demi peperangan dan Israel akhirnya tunduk pada mereka,” kata salah seorang menceritakan mimpinya saat bertemu secara kebetulan dengan orang yang bermimpi sama. Kisah mimpi ini telah dimuat di Nabawia dan Bersamadakwah pada Februari lalu, namun kini kembali ramai diperbincangkan dan di-share di media sosial.

Sebagaian orang tidak percaya dengan mimpi aneh tersebut, sebagian lainnya percaya bahwa bisa jadi mimpi itu benar adanya. Sementara lebih banyak lagi orang-orang yang tersentuh dengan kabar mimpi tersebut dan menjadikannya sebagai motivasi untuk mempersiapkan diri membela Palestina. “Semoga mimpi itu benar. Dan tidak ada orang ketiga yang memang sengaja membuat mimpi itu ada. Jika pun ada, ini menjadi PR bagi ummat Islam Indonesia yang memiliki ummat Islam terbanyak di dunia,” kata Warlan Nasty mengomentari kabar mimpi tersebut.

“saya memang kepingin menjadi syuhada di Palestina untuk menembus dosa-dosa saya yang membumbung tinggi,” tambah Zulfikar. “Insya Alloh jika Alloh mengizinkan saya berazzam menjadi air bah itu, atau walaupun saya tidak diizinkan maka harapan terbesar saya adalah anak keturunan saya yang menjadi bagian dari air bah itu….” kata Abdullah.

Tangani Korban Gempa dan Amankan Pilkada Aceh, Polda Sumut Kirim 221 Personel




MEDAN - Kepala Polda Sumatera Utara melepas 221 personel Polda Sumut untuk berangkat ke Aceh dalam rangka tugas kemanusiaan terkait bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya.

Selain itu, Satgas Polda Sumut khususnya Satuan Brimobda Sumut mendapat tugas lanjutan, yaitu pengamanan Pilkada Serentak di Provinsi Aceh atau Operasi Mantap Praja Rencong 2017.

"Semua personel yang melaksanakan tugas BKO agar menjalankannya dengan tulus ikhlas. Berperilaku sopan santun, humanis, dan bertanggung jawab," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Kamis (8/12/2016).

Tim yang dikerahkan terdiri dari dua kompi Brimob, yaitu 200 personel Brimob, 5 personel dari Ditsabhara, dan 16 personel Tim Medis Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumut.

Untuk tugas kemanusiaan, Polda Sumut juga membawa bantuan dari Kepala Polri untuk warga yang terkena musibah gempa. Bantuan berupa ribuan dus mi instan, air mineral gelas, biskuit, susu kental cair, dan lima ton gula pasir.

Kasubbid Penerangan Masyarakat Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, tim dipimpin Kompol Romy. Adapun 15 tenaga medis terdiri dari empat dokter, delapan perawat, dan tenaga bantuan transportasi. Tim ini didukung dua unit ambulans dan satu unit kendaraan dinas untuk operasionalisasi di lokasi bencana.

"Tim akan ke lokasi bencana dan mendirikan posko," kata Nainggolan.
Wakil Kepala RS Bhayangkara Tingkat II Medan AKBP Zulkhairi mengatakan, selama di lokasi bencana, tim mengutamakan evakuasi dan pertolongan kepada para korban yang selamat.

"Tim akan berada di lokasi bencana sesuai dengan masa tanggap darutat, yakni tujuh hari," ucap Zulkhairi.(Mei Leandha)

Sumber: Kompas.com

Pelaminan Ini ‘Menangis’ Sendiri

 PELAMINAN calon pengantin. 

BADANNYA terbujur kaku dan diselimuti kain merah jambu. Matanya tertutup rapat, sama sekali tak mau melihat orang orang di sekitar. Hanya sesekali ia terbelalak, menatap hampa langit-langit dan dinding kamar. Dari raut wajahnya, wanita itu tampak sedang menanggung beban kesedihan yang teramat sangat, tak ada sepatah kata pun, juga gelak tawa.

Yusra Fitriani (31), wanita yang sedianya kemarin menerima janji suci dari seorang pemuda yang jadi pujaan hatinya bernama Suharnas (31). Namun, rencana bahagia itu tidak terwujud. Pemuda yang akan memperistrinya tiba-tiba saja pergi meninggalkan Fitri--panggilan Yusra Fitriani-- untuk selama-lamanya.
Suharnas dipanggil Sang Khalik dalam musibah gempa berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) yang 

mengguncang kawasan Pidie Jaya sekitarnya, Rabu (7/12) menjelang subuh. Suharnas meninggal akibat tertimbun reruntuhan bangunan rumah toko (ruko) miliknya di pusat kota Meureudu, akibat gempa yang menghentak pagi buta itu.

Kemarin, Kamis (8/12), Serambi kembali menyambangi rumah Fitri di Desa Dayah Timu, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya. Suasana duka terlihat menyelimuti rumah itu, semestinya kemarin pesta bahagia digelar di sana, orang-orang seharusnya berdatangan memberi selamat dan kado pernikahan kepada Fitri dan Suharnas. Keduanya akan menjadi raja dan ratu sehari dalam momen paling bahagia setiap insan.

Susana berubah, tak ada yang datang. Seribu surat undangan yang disebar hanya menjadi kenangan. Pelaminan yang telah disiapkan tak ada yang tempati, bagai ‘menangis’ sendiri. Dekorasi hanya jadi hiasan, orang-orang duduk di luar dengan raut wajah murung. Semuanya bersedih, pesta bahagia itu urung terlaksana, karena Allah telah berkehendak lain.

Biasanya, pelaminan itu akan menjadi singgasana raja dan ratu sehari. Para tamu yang datang penuh ceria dengan pakai khusus untuk hari H. Mereka akan berebutan dan rela antrean untuk bisa berfoto. Demi momen bahagia bersama sang raja dan ratu. Tapi suasana itu tak ada, semua sudah diliputi duka mendalam. Beberapa keluarga dekat yang datang untuk melihat kondisi Fitri tak bisa menyembunyikan kesedihannya menatap pelaminan kosong. Pelaminan yang sepi sendiri.

Di dalam kamar, Fitri ditemani ibu kandungnya, Rajiati (sebelumnya tertulis Rajati-red) bersama dua saudaranya. Raut wajah sedih terlihat menyaksikan Fitri tertidur lemas di atas ranjang. Ranjang itu semestinya dipersiapkan untuk dia dan Suharnas selaku pengantin baru. Ia sama sekali tak bicara, wajahnya pucat.

Menurut sang ibu, Fitri sudah terbaring di ranjang itu sejak Rabu malam. “Sudah dari tadi malam dia begini terus. Tadi pagi ada bangun sebentar habis itu tidur begini lagi dan tidak mau bicara. Makan juga nggak mau, tadi cuma air gula yang ada dia minum,” kata Rajiati, saat Serambi yang masuk ke dalam kamar melihat Fitri ditemani anggota keluarganya.

Beberapa kali Serambi mencoba bertanya kepada Fitiri, namun tak ia tanggapi. Fitriani membisu, diam seribu bahasa. Wajahnya pucat pasi menanggung sedih tak terperikan. Namun, tak ada air mata yang mengalir di pipinya. Air matanya seperti sudah kering, tak ada lagi linangan, meski ia begitu berat menanggung kesedihan. Fitri tak sanggup lagi menangis dan berkata-kata tentang cobaan yang mendera dirinya pada hari seharusnya ia paling bahagia.

“Kak Fitri, kak Fitriani, boleh kami bertanya sesuatu?,” tanya Serambi pelan. Ia kemudian mengangguk sambil melihat dengan tatapan hampa. “Kak Fitri, adakah doa yang mau Kakak panjatkan hari ini,” tanya Serambi kembali.
Mendengar pertanyaan itu, sontak Fitri langsung menangis dan menutup mukanya dengan selimut. “Kajeut Neuk beuh, bek le tatanyoeng sapeu. (Sudah Nak ya, jangan tanya lagi apa pun),” kata salah seorang famili Fitri sambil mengusap pipi dan kepala Fitri. Serambi pun langsung ke luar dan menyudahi wawancara tersebut.

M Yunus, ayah Fitri mengatakan, saat ini dirinya berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan kesedihan anaknya. Ia tak menampik bahwa kesedihan yang mendera putri pertamanya itu sulit dipulihkan dalam waktu dekat. “Hanya ada dua cara untuk menyembuhkan kesedihannya ini, pertama baca Alquran kedua shalat. Mungkin itu cara paling ampuh untuk menyembuhkan kesedihannya,” ucap M Yunus.

Sama seperti keterangan Rajiati, istrinya kepada Serambi sebelumnya, bahwa rencana resepsi kemarin sudah dipersiapkan jauh jauh hari. Sedikitnya, 1.000 undangan telah dikabari untuk menghadiri hajatan putrinya kemarin. “Ini kehendak Allah, ini cobaan bagi kami. Semoga di balik ini semua ada hikmahnya,” pungkas M Yunus.

Kini Fitria harus menanggung beban dan berjuang menghapus luka mendalam di hatinya. Air mata duka bakal butuh waktu untuk membendungnya meski pelaminan akan dibongkar sebentar lagi. Harapan hidup bersama dengan Suharnas sudah sirna. Fitri hanya bisa pasrah atas musibah yang menjadi kehendak Ilahi. Mungkin Tuhan punya rencana lain. (subur dani)

Bantuan Tenaga Medis Terus Berdatangan

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Plt Gubernur Aceh, Soedarmo serta Direktur Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, dr Fachrul Jamal melihat korban gempa di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh, Kamis (8/12).

SIGLI - Bantuan tenaga dokter ahli ortopedi dan bedah tulang terus berdatangan silih berganti ke RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli sejak Rabu (7/12/2016) sampai Jumat (9/12/2016).

Direktur RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, drg Mohm Riza Faisal MARS kepada Serambinews.com, Jumat (9/12) menuturkan, silih berganti dokter ahli mengabdi menangani pasien korban gempa.

Sebelumnya, sebanyak 12 dokter asal RSUZA Banda Aceh, RS Jantho Aceh Besar, RS Adam Malik Medan, RS Langsa dan RS Dr Sarjito Yokyakarta.

"Sekarang ada dokter ahli dari RSAD Gatot Subroto Jakarta, RS Padang Sumatera Barat, RS Purwokerto," ujarnya.

Dan juga dokter dari RS kabupaten/kota di Aceh secara silih berganti juga bergantian membantu korban gempa di sini. "Ada dokter ahli dari RS Sabang, RS Tapaktuan, RS Langsa, RS Aceh Besar dan RSUZA Banda Aceh," terangnya.

Tim dokter ini bertugas di ruang operasi, ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang rawat korban gempa. "Kita sangat terbantu karena saat ini di sini hanya ada satu ahli ortopedi dan tiga dokter bedah," katanya.

Sementara itu, terkait persediaan obat-obatan dan kebutuhan alat medis lain diakui tiada kendala. "Para dokter ini datang selain diri dan membawa sejumlah obat-obatan dibutuhkan korban gempa," demikian Direktur RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli akrab disapa drg Faisal.

Pengungsi Korban Gempa Bertambah Menjadi 21.013


PENGUNGSI korban gempa bertahan di posko sementara, Masjid Al-Istiqamah, Gampong Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya, Kamis (8/12).

MEUREUDU - Hingga hari ketiga bencana gempa di Pijay, jumlah pengungsi terus bertambah.
Sebelumnya, jumlah pengungsi 10.029 jiwa kini menjadi 21.013 jiwa yang tersebar di enam kecamatan. Sehingga terdapat penambahan sebanyak 10.984 jiwa.

Humas Posko Pengungsi Pidie Jaya, Ridwan kepada Serambinews.com, Jumat (9/12/2016) mengatakan, penambahan jumlah pengungsi ini dikrenakan masyarakat trauma ‎sehingga jumlah pengungsi meningkat lebih signifikan.
‎"Sebanyak 21.013 jiwa pengungsi itu menempati 29 lokasi atau titik pengungsi," jelasnya. (*)

DPRA Potong Gaji untuk Korban Gempa



BANDA ACEH - DPRA memutuskan memotong gaji seluruh Anggota Dewan sebesar Rp 1 juta per orang, untuk membantu korban bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), Pidie, dan Bireuen. Khusus Fraksi PA, besaran gaji yang dipotong mencapai Rp 3 juta per orang.

Kesepakatan itu diputuskan dalam Sidang Paripurna Empat Rancangan Qanun yang berlangsung di Gedung DPRA, Rabu (8/12). “Pemotongan gaji Rp 1 juta ini diawali usulan dari beberapa Anggota DPRA,” kata Ketua DPRA, Tgk Muharuddin kepada Serambi seusai sidang.

Dana yang terhimpun dari pemotongan gaji tersebut selanjutnya diserahkan dalam bentuk tunai. Menurut Muharuddin, bantuan uang tunai ini penting untuk membantu meringankan biaya hidup korban gempa, terutama mereka yang belum bisa mencari nafkah karena ada anak dan anggota keluarganya meninggal dunia.“Bantuan uang tunai ini bisa membantu dan meringankan beban hidup korban gempa untuk sementara waktu, selama masa tanggap darurat,” ujarnya.

Untuk diketahui, jumlah Anggota DPRA keseluruhan sebanyak 81 orang. Apabila gaji setiap Anggota Dewan dipotong Rp 1 juta, maka total dana yang terhimpun mencapai Rp 81 juta. Itu belum termasuk tambahan Rp 2 juta yang diberikan oleh Anggota DPRA Fraksi PA.

Sedangkan bantuan dari pemerintah untuk perbaikan lingkungan yang rusak, termasuk rumah dan fasilitas umum lainnya, itu akan dibahas kembali secara bersama dengan pihak eksekutif pada saat pembahasan KUA dan PPAS maupun RKA RAPBA 2016.

“Pembasan KUA dan PPAS dilakukan setelah Qanun Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Aceh yang baru disahkan. Qanun ini sedang kita paripurnakan untuk pengesahan pada 9 Desember nanti,” imbuhnya.

Di sisi lain, Muharuddin juga mengingatkan kepada BNPB, BPBA, dan BPBD, bahwa dalam suasana tanggap darurat selama dua pekan ini, yang perlu menjadi perhatian adalah pemenuhan kebutuhan pangan, tempat istrahat para pengungsi, MCM, dampur umum, obat-obatan petugas medis.

Selain itu, penanganan medis atau jadwal operasi bagi korban yang terluka dan patah tulang bisa secepatnya dilakukan untuk mengurangi rasa sakit para korban. “
Kita minta pihak rumah sakit dan para dokter ahli bedah tulang bisa memberikan bantuan maksimalnya kepada para korban patah tulang,” harap Ketua DPRA.

Sementara itu, khusus untuk Fraksi Partai Aceh (PA), selain memotong gaji Rp 1 juta per orang, mereka juga sepakat memotong gajinya sebesar Rp 2 juta lagi untuk korban gempa, sehingga total gaji yang dipotong mencapai Rp 3 juta per Anggota Dewan.

“Sebesar Rp 1 juta dipotong atas nama lembaga DPRA, dan Rp 2 juta lagi dipotong atas nama Fraksi Partai Aceh,” kata Ketua DPRA, Tgk Muharuddin.

Dana itu akan diserahkan kepada korban bencana gempa bumi atas nama Fraksi Partai Aceh, dan akan diserahkan setelah pihak bendaharawan gaji melakukan pemotongan gaji.

Total jumlah Anggota DPRA dari Fraksi berjumlah 29 orang. Apabila dikalikan Rp 2 juta per orang, maka dana bantuan tunai yang akan diberikan atas nama Fraksi PA adalah sebesar Rp 58 juta.(her)

Gempa Ikut Robohkan 81 Rumah di Pidie

FOTO udara memperlihatkan bangunan yang hancur akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 SR mengguncang Pidie Jaya, Rabu (7/12) 
 
SIGLI - Gempa berkekuata 6,4 SR yang terjadi, Rabu (7/12/2016) jelang shalat subuh yang pusatnya di Pidie Jaya, juga merobohkan 81unit rumah‎ di Kabupaten Pidie

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, bahwa rumah yang roboh itu di ‎Kecamatan Kembang Tanjong 40 unit yang tersebar di Desa Jeumerang, Pasi Lhok, Lancang dan Pasi Pusong.
 
Kemudian, di Kecamatan Simpang Tiga sembilan unit, Kota Sigli satu unit, Glumpang. Baro satu unit, Peukan Baro dua unit dan Kecamatan Tiro satu unit. 
 
Kepala BPBD Pidie, Apriadi kepada Serambinews.com, Jumat (9/12/2016) mengatakan, petugas BPBD Pidie telah mendata jumlah rumah roboh di Pidie berjumlah 81 unit yang tersebar di enam kecamatan. 
Petugas juga mendata sarana ibadah, sekolah‎ dan ruko. Juga proyek jembatan yang menghubungkan Kuala Tari dengan Pasi Pusong, Kecamatan Kembang Tanjong telah patah. 
 
Sementara korban jiwa dua orang bernama H Jailani dan Hj Faridah tertimbun material bangunan ruko di Gampong Sukon Baro, Kecamatan Glumpang Tiga atau di perbatasan Pidie dengan Pidie Jaya. (*)

Presiden Pastikan Gedung IAI Al Aziziyah Segera Dibangun Kembali


 Presiden Jokowi tiba di Mudi Mesra sekitar pukul 11.45 WIB disambut pimpinan dayah Mudi Mesra, Abu Mudi, Plt Bupati Bireuen, Ir Muktar MSi, Tgk Nuruzzahri dan sejumlah pejabat lainnya

BIREUEN - Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan singkat ke Dayah Mudi Mesra Samalanga, Bireuen, Jumat (09/12/2016), memastikan bahwa gedung induk IAI Al Aziziyah yang ambruk akan segera dibangun kembali oleh pemerintah.

 “Pemerintah akan membangun gedung yang rusak (gedung IAI Al Aziziyah yang ambruk). Dibersihkan dulu nantinya pemerintah akan langsung mengerjakan,” ujarnya kepada sejumlah wartawan setelah melihat kerusakan dan ambruknya gedung tersebut.

Presiden Jokowi tiba di Mudi Mesra sekitar pukul 11.45 WIB disambut pimpinan dayah Mudi Mesra, Abu Mudi, Plt Bupati Bireuen, Ir Muktar MSi, Tgk Nuruzzahri dan sejumlah pejabat lainnya.

Presiden turun dari mobil langsung melihat masjid yang kubahnya roboh, ratusan santri menyambutnya,  kemudian berbalik ke timur melihat gedung IAI Al Aziziyah yang ambruk.
Dalam kunjungan singkat, presiden melihat secara dekat dan berjongkok melihat kerusakan di bagian bawah.

Setelah keluar dari areal gedung yang ambruk presiden tidak langsung masuk mobil walaupun pintu sudah dibuka, tetapi berjalan ke arah ratusan warga yang sedang berdesak-desakan kemudian langsung menyalami satu per satu.

Para santri, warga dan anak-anak yang sejak pukul 10.00 WIB sudah menunggu kedatangan presiden. Kemudian presiden berangkat ke masjid untuk shalat Jumat. (*)

Polres Aceh Timur Amankan Pria yang Mengaku Diri Sebagai Nabi Isa


ACEH TIMUR – Pihak kepolisian mengamankan Zulkifli, 33 tahun, setelah sebelumnya yang bersangkutan membuat heboh dunia maya dengan sejumlah postingan yang menimbulkan keresahan masyarakat.

Betapa tidak, melalui akun media sosial faebook nya, Zulkifli menuliskan postingan bahwa dia adalah Nabi Isa, anaknya Maryam. Tak pelak, pengakuan ini membuat netizen geram dan bahkan ada yang ingin mencari keberadaan si pembuat postingan.

“25 orang pasukan ini kami beri nama nabi 25, saya nabi ke 24,” tulisnya. Atau, “Saya Nabi Isa, ikutilah saya maka kalian Islam sebenar yaitu selamat,”.

Kemudian, ada lagi postingan yang sempat menyentil kejadian gempa di Pidie Jaya dengan menuliskan status ‘Kiban ku tamah lom dosis gempa, nyoe mantong watee nahas’ ,” tulisnya lagi.

Menurut informasi yang diperoleh Klikkabar.com, Zulkifli yang mengaku berdomisili di Aceh Timur, kini sudah berada di Mapolres Aceh Timur dan dipertemukan dengan tokoh agama dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) setempat.

Hingga berita ini diturunkan, pria yang mengaku sebagai Nabi Isa itu masih menjalani pemeriksaan dan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

REPORTER : ZAMZAMI ALI

BPBD Aceh Tengah Kirim Bantuan Alat Berat ke Pijay


TAKENGON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kabupaten Aceh Tengah, akan mengirimkan bantuan alat berat serta sejumlah personel ke Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) paska terjadinya musibah gempa bumi berkekuatan 6,4 SR, Rabu (7/12/2016) sekira pukul 05.03 WIB.

Bantuan yang terdiri dari dua unit alat berat, dua unit dumb truck, serta para personel dipastikan akan berangkan menuju Kabupaten Pijay sebelum dzuhur siang ini.

“Alat berat serta personel yang kita kirim kesana, untuk membantu penanganan paska gempa tadi pagi,” kata Kepala BPDB Aceh Tengah, Jauhari kepada Serambinews.com.

Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR, guncangannya juga dirasakan cukup kuat di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah tadi pagi. Sebagian masyarakat berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

“Sampai dengan sekarang, kita belum menerima laporan kerusakan. Hanya saja tadi dari Kecamatan Kute Panang, ada tiang listrik yang tumbang,” jelas Jauhari.