Media Andesdi.com - Seorang sopir truk Tronton bercerita bahwa pada suatu malam dia
melintas di jurang Seunapet yang terletak di Kecamatan Leumbah Seulawah,
Aceh Besar. Letak jurang itu kalau dari arah timur setelah Pasar Saree
yang terkenal dengan jajanan keripik ubi. Ketika baru saja dia hendak
memacu kendaraannya menaiki tanjakan panjang setelah jembatan, seseorang
nampak berdiri tengah jalan. Beberapa kali dia klakson manusia
aneh itu. Namun sepertinya makhluk itu hendak bunuh diri. Mengerem truk
bukanlah solusi. Sebab saat sedang mendaki dengan tenaga yang terbatas
itu, menghentikan laju kendaraan berarati siap bunuh diri. Itu tidak
diinginkan oleh sang sopir. Maka tak ada pilihan lagi selain
melindas orang sakit jiwa itu. terdengar dentuman yang cukup keras.
Setelah truk agak menjauh, kernet mencoba melihat kebelakang. Namun
anehnya, tak ada seorangpun yang tergolek dijalan.
"Mungkin dia tersangkut dibawah," Kata sopir itu. Kernet menangguk pelan. Nurani kemanusiaannya bergolak. Ketika mobil sudah berada dijalan yang rata, mereka berhenti. Si kernet mencoba melihat kebawah truk. Namun sampai 15 menit dia menyenter, tak terlihat apapun di bawah mobil. "Tak ada siapapun dibawah bang. Juga tak ada tanda bahwa kita barusan menabrak seseorang," gumam kernet sambil mengelap wajahnya yang basah oleh rintik hujan. Ketika si kernet sudah naik kedalam mobil. Tiba-tiba sebuah bayangan melesat dari arah bawah mobil menuju ke pepohonan. mereka sontak terkejut. "Hantu..........................!!!!," Teriak mereka berdua sambil sang sopir tancap gas.
"Mungkin dia tersangkut dibawah," Kata sopir itu. Kernet menangguk pelan. Nurani kemanusiaannya bergolak. Ketika mobil sudah berada dijalan yang rata, mereka berhenti. Si kernet mencoba melihat kebawah truk. Namun sampai 15 menit dia menyenter, tak terlihat apapun di bawah mobil. "Tak ada siapapun dibawah bang. Juga tak ada tanda bahwa kita barusan menabrak seseorang," gumam kernet sambil mengelap wajahnya yang basah oleh rintik hujan. Ketika si kernet sudah naik kedalam mobil. Tiba-tiba sebuah bayangan melesat dari arah bawah mobil menuju ke pepohonan. mereka sontak terkejut. "Hantu..........................!!!!," Teriak mereka berdua sambil sang sopir tancap gas.
Arial,Helvetica,sans-serif;"> Cerita
lainnya datang dari sopir minibus L-300. Pada suatu malam, kira-kira
pukul 02.00 WIB, dia melintas di jurang Seunapet. Kira-kira 500 meter
sebelum jurang itu seseorang menyetop mobil yang dia sopiri itu. Tanpa
rasa curiga dia langsung berhenti. Padahal ditempat itu, jangankan
rumah penduduk, rumah monyetpun tidak ada. Penumpang yang sekilas masih
muda itu langsung duduk di barisan kedua. Ketika baru saja mobil
itu tiba di Seunapet sebuah peritiwa luar biasa terjadi. Penumpang itu
tiba-tiba melesat keluar jendela dengan begitu cepat. Kemudian terbang
kebawah jembatan.Pada peristiwa itu hanya si sopir yang sempat melihatnya. Penumpang lain semua dalam posisi tidur. "Saya
langsung tancap gas tanpa sempat meminta ongkos. Ketakutan saya
mencapai bulu hidung," Ujarnya sambil menghisap rokok dalam-dalam.
Masih
seputar cerita sopir L-300. Pada suatu malam yang basah dia melintas di
Seunapet. Tujuannya ke Lhokseumawe. Tiba di jembatan kembar, dia
melihat dua orang dengan gaya seperti sedang cari kutu nampak duduk
diatas tembok. Namun karena tidak merasa takut, sambil memelankan laju mobilnya, dia sempat mengganggu dua makhluk itu. "Rajin kali ya, malam-malam masih gotong royong," Gumam si sopir sambil terus berlalu. Namun tak ada tanggapan. Makhluk itu tetap asyik dengan kegiatannya. Sebelum
mendengar semua kisah diatas, saya seringkali melintasi jurang Seunapet
seorang diri. Bahkan sering pula saya berlama-lama disana sambil
memandangi jurang yang dilintasi oleh alur kecil. Walau perasaan
halus saya mengatakan bahwa disana kekuatan gaib sangat kuat. Namun saya
tidak menemukan sesuatu yang ganjil. Akan tetapi saya merasakan
sepertinya ada seseorang yang memperhatikan saya.
Hingga suatu
sore ditengah hujan lebat saya kembali melintasi kawasan itu. Suasana
sudah sore dan gelap. Hujan masih turun dengan derasnya. Sejak
dari Pasar Saree rasa agak merinding sudah saya rasakan. Sambil terus
memacu sepeda motor, tak henti-hentinya surah pendek dari Al-Quran terus
saya bacakan. Hingga saya tiba ditengah jembatan, sepertinya ada
sesuatu yang aneh dibelakang saya. Bulu kuduk saya segera bangun tanpa
dikomando. Sialan. Tak satupun kendaraan lain melintas. Tak biasanya seperti ini. Tiba-tiba
didepan saya, sebongkah cahaya berpendar nampak terbang di pinggir
jalan. Rasa takut semakin merajai saya. Apakah itu bayangan Halimah
seperti yang sering diceritakan oleh orang-orang selama ini? Ataukah itu
hanya kabut ..? Saya terpojok. Balik kanan tak mungkin. Tak ada
lagi kekuatan. Lagian tujuan saya Banda Aceh, bukan Bireuen. Tancap gas
juga bukan pilihan. Sebab didepan kelabatan bayang telah menanti.
Ditengah
kondisi yang serba tak enak itu, sebuah truck muncul dibelakang. Mobil
itu nampak kesulitan menaiki jalanan menanjak itu. Tak mau buang masa,
saya langsung tancap gas. Tahukah pembaca. Ternyata, saat saya
melihat truck itu terengah-engah ditanjakan itu. Rupanya si sopir
melihat seseorang berdiri ditengah jalan seakan-akan hendak menangkap
seorang rider. Dan rider itu adalah saya.