Media-Andesdi - Bila memang wacana kenaikan harga rokok akan direalisasikan, maka tak
ayal hal ini akan membuat kontroversi. Hal ini telah dijadikan agenda
pemerintahan Presiden Jokowi, yang mengambil keputusan tegas dengan
menaikkan harga rokok. Sekilas
pandangan, harga rokok yang dibawah 20.000 membuat anak-anak,
mahasiswa, dan orang kurang mampu tidak pikir 2 kali untuk membelinya.
Ini membuat keputusan untuk menaikkan harga rokok menjadi 50.000 per
bungkus. Jika tidak berubah, keputusan ini akan direalisasikan bulan
September tahun ini.
Semoga apa yang diharapkan oleh pemerintah yaitu
mengurangi jumlah perokok di Indonesia bisa terwujud. Karena 72 persen
diantara perokok akan memilih berhenti jika harga rokok dinaikan menjadi
50.000. Mungkin itulah menurut survei pemerintah, namun mungkin
akan banyak pula yang pro dan kontra akan hal ini. Macam-macam
kemungkinan pun akan terjadi bila wacana ini benar-benar direalisasikan.
1. Makin terjadinya kesenjangan sosial
Dengan harga rokok yang merakyat memang tak dipungkiri banyak mahasiswa
maupun anak sekolah yang mampu membeli barang ini. Namun sadarkah kita
semua, bila harga rokok naik akan terlihat kontras mereka yang mampu
secara finansial dan yang kurang mampu. Hal inipun akan mengurangi rasa
kebersamaan orang-orang yang selama ini menghisap rokok karena alasan
bisa ngobrol dengan teman. Bila tidak percaya tanya kepada orang-orang
disekitar anda, mereka merokok alasanya apa. Dan 50% lebih karena
kebersamaan. Miris memang, kebiasaan buruk dijadikan alasan untuk
kebersamaan.
Baca Juga : Harga Rokok Naik 50.000 Mulai Bulan September
2. Makin bertambah angka kemiskinan
Pernah anda bertanya kepada seorang pencandu rokok kenapa mereka sulit
bahkan tak bisa berhenti dari kebiasaanya itu? Bila anda tahu alasanya,
sangat sepele bagi kita. Karena mereka kecanduan, ya wajar saja
kecanduan. Memang kandungan orang adalah narkoba yang mempunyai kadar
sedikit, meskipun begitu akan timbulkan kecanduan. Bisa kan
anda bayangkan, saat buruh pabrik dengan gaji per hari 100 ribu. Karena
kecanduan rokok, maka kebutuhanya adalah rokoklah yang diutamakan. Nah
bagaimana dengan kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anaknya? Apa
tidak semakin bertambah miskin rakyat kita ini?
3. Akan semakin banyak pertengkaran dalam rumahtangga
Hal ini tentunya jelas relasinya dengan no 2 diatas. Semakin para suami
menuruti nafsunya untuk membeli rokok, semakin pula keadaan ekonomi
mereka melemah. Bisa anda survei, pertengkaran rumah banyak yang terjadi
karena alasan ekonomi. Hal ini sangat banyak terjadi, meski tak
ditampik mereka yang berkelimpahan pun juga mempunyai masalah dalam
rumahtangga.
4. Akan lebih banyak perokok pasif
Dipandang secara sederhana saja, bila mereka tidak mampu beli yang
ngikut hisap dari asap buangan para perokok saja. Meski terdengar
konyol. Lihat saja nanti, karena mereka merasa mampu beli rokok, akan
lebih banyak para user rokok baru yang merokok hanya karena ingin
tunjukan bahwa mereka mampu beli rokok.
Baca Juga : Meski Berada di Arab Saudi, 10 Ribu Lebih Warga India Ini Krisis Makanan, Ini yang Terjadi
5. Para pemilik perusahaan rokok semakin diuntungkan
Untuk yang satu ini jelas bukan? Karena harga dinaikkan dengan kualitas
yang sama. Para pemilik perusahaan rokok ini akan mendapat margin
keuntungan yang lebih besar. Sudah titik.
6. Positifnya : Negara lebih banyak tambahan devisa
Ini positifnya, dengan agenda pemerintah seperti ini. Sudah menjadi hal
wajar harusnya para pemilik perusahaan rokok ini memberikan pajak yang
lebih kepada pemerintah. Bila anda sendiri, bagaimana bila memang
benar harga rokok ini benar direalisasikan untuk naik harga? Apakah
anda salah satu penghisap rokok? Atau pro dengan wacana ini?