Kebakaran yang melanda Israel selama lima hari dan
menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi berhasil diatasi dengan bantuan
sejumlah pihak internasional termasuk Palestina. Tidak ada laporan korban jiwa namun lebih dari 100 orang dirawat, sebagian besar akibat hirupan asap kebakaran.
Palestina
mengerahkan sebanyak 41 petugas pemadam kebakaran Palestina dan delapan
truk dikerahkan dari Tepi Barat akhir pekan lalu dalam membantu
memadamkan kebakaran di Haifa dan kawasan Jerusalem. Mereka kembali ke
Tepi Barat pada Sabtu (26/11) malam.Menurut petugas pemadam kebakaran Israel, Yoram Levy terdapat sekitar
2000 titik api di Israel dan Tepi Barat, 20 di antaranya besar.
"Tidak ada lagi titik api yang menyala. Cukup tenang sejak Sabtu," kata Levy kepada kantor berita AFP.
Pihak
Pertahanan Militer yang berbasis di Ramallah, Palestina, mengatakan
mereka telah menangani 143 titik api yang telah membakar tanaman
pertanian dan pepohonan, tapi tak ada korban cedera. Ketua tim
tersebut, Abdulatif Abu Amshah, mengatakan, "Tujuan para pemadam
kebakaran adalah untuk memadamkan api. Tidak perlu memandang agama atau
hal-hal lain."
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menelepon Presiden Palestina,
Mahmud Abbas, pada hari Sabtu (27/11) untuk mengucapkan rasa terima
kasih atas bantuan yang dikerahkan. Beberapa negara lainnya yang
terdiri dari Amerika Serikat, Siprus, Rusia, Italia, Kroasia, dan Yunani
juga mengirimkan bantuan dan perlengkapan guna membantu menangani
kebakaran.
Pihak berwenang Israel mencurigai beberapa titik api disulut dengan sengaja dan terkait dengan konflik Israel-Palestina. Sejumlah
24 terduga pelaku pembakaran masih diamankan, 18 orang di antaranya
adalah orang Israel-Arab di mana dua orang telah mengakui perbuatan
menyulut api. Kebakaran tersebut adalah yang paling buruk terjadi
sejak tahun 2010, ketika 44 orang tewas dalam kebakaran di Pegunungan
Carmel, sebelah selatan Haifa.