Media Andesdi -Jakarta*, HUT Ke-63 Korps
Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur,
Rabu 29 April 2014. Dihadiri oleh sejumlah mantan pemberontak GAM. Di
Era 90an Kopassus adalah garda depan pemburu aktivis dan warga yang
terlibat dalam gerakan kemerdekaan. Sabtu, 2 Mei 2015
- Pasca damai
kondisi telah berubah, kiprah Kopassus dalam memburu anggota GAM era
90an telah melambungkan nama gerakan yang diproklamirkan Nek Hasan
Ditiro dan om Ilyas Leube, dr Zubir Mahmur, dr Muktar baik nasional
maupun kalangan Ngo international.
Kiprah Kopassus
dalam pemburuan melahirkan dua dampak, sekilas di aceh AM atau GAM sudah
tiarap, sementara di tempat lain semangat melawan semakin tumbuh akibat
adanya yang tersakiti dalam proses tersebut, sehingga memnghimpun
semangat yang sama bagi pemuda Aceh khususnya yang merasakan dampakk
langsung dari operasi.
Dan puncaknya
stelah DOM dicabut reformasi bergulir, GAM semakin kuat menyusul
bergabungnya sejumlah warga yang terkena imbas operasi jaring merah
1989-1998. kekuatan GAM menguat hingga terjadi tsunami 26 Desember 2004
yang kemudian diteruskan dengan perdamaian damai.
Setelah itu, para
mantan combatan GAM tidak lagi disibukkan dengan dana perjuangan,
ceramah kemerdekaan atau lainnya. tapi mereka berubah menjadi pengurus
partai politik dan berkampanye model baru, baik untuk meraih kursi dewan
atau kursi kepala daerah.
Rabu 29 April 2015 Korps
Pasukan Khusus (Kopassus) merayakan .HUT Ke-63 di Markas Kopassus,
Cijantung, Jakarta Timur, sejumlah mantan pemberontak yang dulunya
berseberangan hadir, mereka masing-masing mantan panglima GAM yang kini
Wakil Gubernur Aceh, H Muzakir Manaf, akrab disapa “Mualem”, Wali
Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, dan mantan menteri Pertahanan
GAM, Zakaria Saman.
Tokoh-tokoh yang diundang khusus itu sebagiannya adalah para elite
Komite Peralihan Aceh dan Partai Aceh (KPA/PA) yang di masa konflik dulu
dikenal sebagai elite dan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Di
antaranya Kamaruddin Abubakar (Abu Razak), Darwis Djeunib, Sofyan
Dawood, bahkan tokoh referendum yang juga mantan ketua Presidium Sentral
Informasi Referendum Aceh (SIRA), Muhammad Nazar SAg.
Dari DPR RI asal Aceh, tampak hadir Prof Dr Bakhtiar Ali, Ir Tagore
Abubakar yang juga tokoh relawan Pembela Tanah Air (PeTA). Tokoh PeTA
lainnya adalah Ir Syukur Kobath. Hadir pula mantan wakil ketua MPR RI,
Dr Ahmad Farhan Hamid MS, aktivis LSM dan KNPI, pimpinan organisasi
partai politik, dan sejumlah bupati. Di antara bupati yang hadir adalah Bupati Bener Meriah Ir Ruslan
Abdul Gani, Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib, dan Bupati Aceh Jaya Ir
Azhar Abdurrahman. Bahkan mantan bupati Bireuen, Drs Mutafa A Glanggang
juga hadir.
Kamaruddin
AbubakarWakil Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA PA), mengatakan, kehadirannya dalam peringatan HUT
Kopassus itu merupakan sebuah penghormatan dan penghargaan. “Dulu kami
memang saling bermusuhan, tapi setelah kesepakatan damai dicapai, tidak
ada lagi permusuhan atau lawan. Yang ada hanyalah kawan dan saudara,”
kata mantan panglima Wilayah Pidie yang dijuluki Abu Razak ini.