Bekas anggota Gerakan Aceh Merdeka Nurdin Ismail alias Din Minimi (kiri)
bersama fasilitator perdamaian Aceh asal Finlandia, Juha Christensen.
Presiden Jokowi menjamin akan memberikan amnesti kepada Din Minimi.
(Istimewa)
Media-Andesdi - IDI - Nurdin Ismail alias Din Minimi,
meminta Pemeirntah Aceh agar tidak memikirkan bendera saja, tapi
terlebih dulu memikirkan nasib masyarakat Aceh yang saat ini masih dalam
kemiskinan. “Pemerintah Aceh, bek semike bendera Aceh mantong. Saat ini, masyarakat Aceh belum perlu bendera, kalau bendera disahkanpun masyarakat Aceh masih banyak yang lapar,” ungkap Din Minimi,
menyikapi pernyataan Ketua Komite Mualimin Aceh (KMA) Tgk Zulkarnaini
bin Hamzah (Tgk Ni) tentang bendera Aceh yang dimuat di Serambi halaman 1
edisi 30 Selasa Agustus 2016. Yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Aceh saat ini, kata Din Minimi,
tentang nasib anak-anak yatim, fakir miskin, janda korban konflik, dan
eks kombatan GAM, yang saat ini mereka bahkan tidak mendapatkan hidup
yang layak.
Baca juga : Jibom Amankan Bom Sisa Konflik di Pidie
Baca juga : Jibom Amankan Bom Sisa Konflik di Pidie
Termasuk pengangguran di Aceh saat ini semakin banyak dan tidak memiliki lapangan pekerjaan. “Tolong siapapun yang menjadi Gubernur Aceh ke depan, pikirkanlah
nasib anak-anak yatim, fakir miskin, janda korban konflik, eks kombatan
GAM, dan pengangguran. Masyarakat saat ini sudah bosan dengan
janji-janji Pilkada calon gubernur maupun bupati yang kenyataannya tidak
dipenuhi,” ungkap Din Minimi. Padahal jika, pemimpin di Aceh serius memperhatikan nasib rakyatnya,
dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki Aceh pasti dapat berguna
dan bermanfaat bagi masyarakat. “Saya berharap ke depan di Aceh tidak ada lagi kericuhan yang
terjadi. Siapapun gubernur dan bupati yang terpilih itu merupakan
pilihan rakyat Aceh, semoga ke depan pemimpin kita dapat lebih serius
memperhatikan kesejahteraan rakyatnya,” pinta Din Minimi. (*)