Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar memperlihatkan foto
seorang yang diduga provokator aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka
Jakarta, Jumat (5/11/2016) yang berakhir rusuh.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan, polisi tengah menyelidiki adanya aktor politik di balik kericuhan pada aksi unjuk rasa 4 November lalu.
"Itu dalam konteks kegiatan penyelidikan juga, dilakukan oleh fungsi
intelijen berkaitan dengan dugaan pelanggaran hukum berkaitan dengan
aksi-aksi yang mengarah adanya provokasi," kata Boy di Bali Nusa Dua
Convention Center, Bali, Minggu (6/11/2016).
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyatakan, aksi demonstrasi yang semula damai menjafi ricuh karena ditunggangi aktor politik yang memanfaatkan situasi.
Polisi tengah menyelidiki pihak-pihak yang memprovokasi kericuhan
saat demonstrasi. Polri merekam orasi yang dilakukan pada aksi dua hari
lalu itu.
Boy mengatakan, pihaknya mempelajari apakah ada muatan orasi yang mengandung ujaran kebencian atau hate speech.
"Orang yang jadi provokator kan tidak lepas dari penyelidikan yang
kami laksanakan. Itu mekanisme yang biasa dilakukan oleh polisi," kata
Boy.
Namun, Boy enggan membeberkan apa saja fakta yang mereka kumpulkan untuk mencari aktor politik itu. Ia meminta waktu agar penyelidikan bisa dilakukan dengan baik.
Meski curiga ada peran aktor politik
di balik ricuhnya aksi demonstrasi, Jokowi mengapresiasi dan menghargai
unjuk rasa yang berlangsung damai dari siang hingga sore.
Ia menilai unjuk rasa sudah dilakukan dengan cara-cara yang tertib, damai, dan sesuai dengan iklim negara demokrasi.
"Terima kasih kami sampaikan kepada ulama, kyai, habaib, ustadz yang
telah memimpin umatnya yang menyejukan. Sehingga sampai Maghrib berjalan
dengan tertib dan damai," kata Jokowi.
Sumber: Kompas.com