Militer koalisi pimpinan Arab Saudi telah melakukan serangan di Yaman sejak Maret lalu.
Laporan terbaru -PBB menyebutkan sedikitnya 10 ribu orang tewas dalam konflik di Yaman yang telah berlangsung selama 18 bulan. Jumlah ini naik hampir dua kali lipat dari laporan sebelumnya. Diberitakan Reuters, angka korban tewas terbaru ini diperoleh berdasarkan informasi resmi dari berbagai fasilitas medis di Yaman. Koordinator kemanusiaan PBB Jamie McGoldrick yang menyampaikan laporan ini mengatakan, korban tewas bisa lebih banyak karena beberapa wilayah di Yaman tidak memiliki fasilitas medis atau warga yang tewas terkubur puing dan tidak terdata. Konflik di Yaman bermula saat kelompok bersenjata Syiah Houthi yang dibekingi Iran dan pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh memberontak terhadap pemerintahan presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Konflik ini kian panas setelah Presiden Hadi mendapatkan dukungan dari Arab Saudi yang langsung mengerahkan pasukan udara. Badan HAM PBB pekan lalu melaporkan, 3.799 warga sipil tewas terbunuh dalam konflik, dengan serangan udara koalisi Saudi bertanggung jawab atas 60 persen kematian tersebut. McGoldrick tidak mengetahui jumlah korban tewas dalam laporannya, namun dia menekankan konflik ini telah membuat tiga juta warga Yaman kehilangan tempat tinggal. Sekitar 200 ribu terpaksa mengungsi ke luar negeri. PBB mencatat, sekitar 900 warga Yaman yang mengungsi berniat kembali ke kampung halaman. Sekitar 14 juta dari 26 juta warga Yaman butuh bantuan makanan dan 7 juta di antaranya terancam krisis pangan. McGoldrick mengatakan, situasi warga Yaman kian tragis. "Bantuan kemanusiaan saja tidak bisa menyelesaikan masalah ini," kata dia. Perundingan damai yang digagas PBB berakhir awal bulan ini tanpa hasil. Negosiasi yang gagal terjadi karena pertempuran yang masih saja terjadi di Yaman.(CNN Indonesia)